Cerita...
Mana dahulu kala.?
Saat semua berawal sama
Babak-babak dibatasi pigura
Panggung megah berdiri
kau dengar, kisah ini berkata
"kami bawa kau ke sini.."
"lengkap dengan undangan warna-warni.."
"agar kau suka, agar kau lupa.."
Lupa apa.?
Lupa menutupnya..
Agar ada dahulu kala..
like the feet to walk, the lungs to breath, the brain to think, the heart to hope, and the words to be free...
Minggu, 28 Februari 2010
Lama
Langkahku bukan pergi
Menapaki bukan sendiri
Menyendiri mungkin sunyi
Mungkin, bisa jadi
Udara mengisi, cermati
Mengasihi hari
Berita obituari, mati
lalu meninggi, kemudian lagi
Hujan menghujam pagi
Jiwaku pergi, jiwaku lari
Jam terlewati, jalan dilalui
Kisaran waktu, peluh dari nadi
Langit malam, kusam lagi
Jiwaku pergi, bebas lagi
Hari ini
Rindu lagi
Menapaki bukan sendiri
Menyendiri mungkin sunyi
Mungkin, bisa jadi
Udara mengisi, cermati
Mengasihi hari
Berita obituari, mati
lalu meninggi, kemudian lagi
Hujan menghujam pagi
Jiwaku pergi, jiwaku lari
Jam terlewati, jalan dilalui
Kisaran waktu, peluh dari nadi
Langit malam, kusam lagi
Jiwaku pergi, bebas lagi
Hari ini
Rindu lagi
Langganan:
Postingan (Atom)