Rabu, 30 Juli 2008

Kelabu Juli Beranjak,,,

Sebuah sembilu yang terasah benar,,
Terus menyiratkan dahaganya,,
haus,,haus,,katanya,,
Jangan,,,

Di balik jam tua yang terus berdentang,,
Tak terasa debu sekali,,,bukan kotor,,
hanya terus terperajat dalam dangkal yang hilang pergi,,
Terpesona,,,

Terus membabi buta,,,
berlarian sana sini,,,
dalam sunyi yang terus berlipat...
Dan terselami,,,

Minggu, 27 Juli 2008

Kerja yang tertunda,, (dan Sinis yang ku kemas)

Entah sejak kapan,,,
malam tak bernyanyi seperti biasa,,,
tak lagi riang dengan orkestra dari ufuk timur nun jauh di sana,,,
awan tak semarak berarak
menemani meander mimpiku yang dulu berkejaran dengan waktu,,,

Entah sejak kapan,,,
sepoi tak lagi bersiul riang,,,
rumput pekarangan sekarang murung saja,,
lupa bagaimana bergoyang senang menjelang petang yang merona,,,
hanya selalu melemas dan layu lagi,,,

Berbicara jadi jarang,,,
Tenang tak lagi diraih,,
sambil terus berteriak bisu yang sunyi,,,
sulit terus tersungging,,
saat memang ada yang pergi sambil berlalu,,,

Tak pernah lelah,,
saat batas nafas yang terbawa hanya segenggam saja,,,
atau saat lututmu sudah meronta untuk sekedar menepi,,
tapi bingung untuk apa sekedar berpaling melihat jejak yang sudah tertinggalkan...

Untuk apa lagi....

Entah sejak kapan,,,
semua sajak hanya murung,,,
semua kata hanya sebuah sinis yang terlempar,,,
semua hitam hanya legam,,,

lalu...

Untuk apa lagi...

Jumat, 25 Juli 2008

Kekontinuan..

Terangi,,Ayo terang lagi..
Jalanku yang terlanjur kabur dengan kabut kepagian..
di sini,,tetap di sana..tidak kemana..
Hanya berputar,mencoba mengelilingi..
merotasi sambil berevolusi..kadang terpikir untuk suatu revolusi..
atau hanya suatu kotak pos tua kosong yang mengadah??

Pernah sekali terukir..hanya sekali..
tak pernah lelap kemalaman..hanya ingin terus begini..
seperti jarum yang menghujam tiap derit aspal jalur yang kubuat..
lalu suara melodis dalam tiap jejak yang meratap ingin terbawa..
Jangan..Jangan terbawaku..terlalu bahaya...
bagai mana jika terbaur bersama-sama??

Biar katanya..Tak bisa sendiri menyahutku..lalu lupa perihal apa..
Dawai memetik mayor minor semua pilu..
sambil nyanyikan lantun yang kerinduan,,tentang dentang yg lama tak terdengar..
siapa ku pergi ke depan..sambil bertanya pada rambu bisu yang bertatap dingin..
lalu tinggalkan semua di pintu depan rumahnya..agar lupa..

Memoar kebasahan lagi..
tentang musim panas yang berpisah dengan teriknya yang riang..
Seperti hujan di kala malam..
ku tahu..Dia di sana..
dalam tiap titik air yang menghujamku dengan segala pesona yang terbiaskan untuk mata lelahku,,
sebuah keagungan yang ku tunggu-tunggu,,untuk tenang yang mungkin telah membatu..

tangis sesal sebelum nada riang yang kulontar..
kebukaan yang lega dari tutup yang kusembunyi sambil menyesakkan..
Bingar yang kubuang sampai sepi mengambilnya sebelum datangi menemani..
Bukan daur..atau lukisan kurva naik turun dengan lelah yang terbataskan oleh ikatan di dalamnya..
Bukan..sungguh bukan..Hanya Kontinu datang teratur..
Ya..Hanya itu,,,Kekontinuan..

"Around Here,However,We don't look backward for very long...
We keep moving Forward..
Opening up new doors and doing new things,because we're curious..
And Curiousity Keeps leading us down new paths..."

-
WD-

You..Me..And The Strory So Far..

"I can't remember the time or place,
or what you were wearing,
it's unclear about how we met,

all I know it was the best conversation that I've ever had,
to this day I never found someone,
with eyes as wide as yours,
I've been searching up and down this coast,
overlooking what I need the most

did you notice I was afraid?
I thought I'd run out of things to say,
two more hours until today burns this away,
and it starts all over again....,

the sky will never look the same again,
'till you show me how it could be,
the sky will never look the same again,
'till you show me how it could be..."


Lingkar waktu yang terus bergulir
memaksa palsu yang ingin hadir
Kebohongan yang tersangkut di gerbong depan jadi nyata
Dia memang ada..tidak seperti yang kubungkuskan untuk dunia serta seisinya..
Bukan dengan pita memang..
Hanya sepenggal kisah yang kusimpan..
Agar terus buram dan Sembunyi..
Dari tidak yang kuberlari..

Seperti pura-pura yang memang meradang di sini
biar buta ia dengan tiap huruf dalam lembarnya..
biar bisu ia dengan pertanyaanku yang tak terlisan..
lalu tulikan ia dengan teriakanku di pinggir cakrawala..
Agar terus berlayar di buritannya yang baru..

Seperti kosong yang terpaut diantara dia dan lemahku..
Lalu pandangan yang selalu ingin kuberlarih..
Atau pertemuan yang selalu diam yang tanpa sengaja..
Tampak berat sebelah memang..
Atau mungkin aku yang takut??

"and everything else is irrelevant,
to the story so far,
a coincidence that you looked like her from afar,
is it true that you like to sleep alone?
Or is it what you just tell everyone?

Did you notice that I was afraid?
I thought I'd run out of things to say
two more hours until today burns this away,
and it starts all over again....,

the sky will never look the same again,
'till you show me how it could be
the sky will never look the same again
'till you show me how it could be...

and when the world turns over
i'll keep my ears to the wall
and when the world turns over
i'll keep my feet straight on the ground "


Lemah memang..
Saat harus seperti ini..
Lari untuk hilang..
Tapi,Diam bukan selalu tak peduli..
Pergi juga bukan berakhir di Januari..
Hanya tak ingin lagi mengikuti jejak yang bukan milikku..
Lalu mundur perlahan seperti kata rambu di depannya..
Agar tak terjatuh sambil terisak lagi,,
lalu merajut sum yang kususun rapi..

Ini bukan lagu dengan simponi yang indah..
Sepenggal kisah,,Entah dia menuliskan untuk siapa..
Untuk ku??
Untuk mu??
Untuk ketaktergapaian ku??
Entahlah..

Tak ada langit yang seperti itu lagi memang..
Yang berpolaris merah-biru..
Tak ada malam yang seperti itu lagi..
yang seperti kertas lipat warna-warni..
sebuah dialog yang selalu menarik..
untuk kuhabiskan bersama mentari menjemput..
Kisah itu sampai sekarang..

"did you notice I was afraid?
I thought I'd run out of things to say,
two more hours until today burns this away,
and it starts all over again....,

the sky will never look the same again
'till you show me how it could be
the sky will never look the same again
'till you show me how it could be"

(New Found Glory - The Story so Far)

Kamis, 24 Juli 2008

Memangnya Lelah Bernafas?

Lelahkah??
Dalam tiap deru yang terhirup??
dengar gambar-gambar samar,,
yang terasa hanya hampa,,
lalu apa??

lelahkah??
Dalam tiap pegangan yang terambil.
lalu sadar tidak mungkin dikembalikan,,,
bukankah menyesal yang terpanggilkan kalau begitu??

Dalam tiap sandaran yang runtuh,,
dan perasaan yang terlunglai dalam jentikkan jarimu,,
hanya sekedar berpisah sambil tak berpamitan,,
apa bedanya dengan tiap gerimis yang menghujam??

Lalu beranjak kemana saat terhanyut??
kapan lagi bisa terus tertahan??
sampai mana bisa kau buang??
sejauh apa bisa tertunggangi??
mungkin hanya sekedar dicuci agar hilang dan melupa,,
apa bisa??

Lelahkan??
dalam tiap tarikan nafas??
yang terus terganjal,,
suitkah??
untuk sendiri??
untuk dapati,,,

Sebuah Sunyi ( jgn khawatir Momo)

Dalam senandung sunyi yang bukan mati,,
hanya sesekali bernafas..lalu berlalu kembali,,
hanya sedikit sesumbar yang terus saja terobati,,
tapi memang tak beranjak dalam anjungan yang didapati,,

Kemana berpaling lagi sedikit sendu,,,
yang hanya terus ambigu dan menyeluruh kaku,,
Dengan sesumbar tiap detik terlewati yang tak berarti,,
tak sadarkah hidup yang terus kau dapati,,

Dalam tiap hari yang terus berulang,,seperti mekar dan layu lagi,,
dalam tiap ruang yang begitu berpolaris,,
kenapa harus kelabu?? Kenapa harus takut ini itu??
bukannya semua tak harus beraturan??

Di bawah langit menangisi,,
Di sebuah malam menatapi,,
pernah dengarkah??
atau memang kau yang sendiri??

Barang Kali Telah Kuseka Namamu

Barangkali telah kuseka namamu
dengan sol sepatu
Seperti dalam perang yang lalu
kauseka namaku

Barangkali kau telah menyeka bukan namaku
Barangkali aku telah menyeka bukan namamu
Barangkali kita malah tak pernah di sini
Hanya hutan, jauh di selatan, hujan pagi

Gunawan Mohamad