Senin, 29 Desember 2008

Two

Those time remind me to forget
Like whispering, through the rainfall
Some silent that bought calm
Those day just like the other day

Depth, being lifted for those
Whose watching, in the end
Life retarded, force to reminds
Who you really are

And all that being frightened
With tears and hope that missing
Dawn just finished tell some stories
Don't let it be gone

Some pictures, remind me of times
Like a sketch of photographs, in the old day
Memories, if it'll be broke..remember..
Those day just where i truly belong

Dua...

Serasa pernah, suka cita, rasanya
Daya luluh hadapnya, berdansa, melebam
Hanya waktu padanya berharap
Tersisakan ruang yang teduhku lewati hujan

Sketsa hidup kosong, ku bawa
Hinggapi hari-hari, hingga habis bersisa
Landasanku bersauh jauh disanding
Dengan detaknya yang begitu kurindu

Cahayamu, bayangku bersama tawa
Selembar, tiap detiknya kuselami
Jika langit tertunduk, dan bumi bergejolak
Tersenyumlah, agar bisa kulalui..

Serasa pernah, bertemu tegur sapa
Yang selalu terbesit dalam angan
Jika malam, sampai usai temuan
Bersyukurlah, karena sebentar..

Jumat, 26 Desember 2008

Surat untukmu

Cerah itu masih di sana,,,
seperti dulu saat kau meninggalkannya,,
Awan berarak masih membubuhi biru tak terjangkau,,,
Tutupi,,pejamkan saat memang lelah kepala,,
dan sandarkan sadar sejenak, sambil memanja dalam angan,,,
siapa yang melarang??
Bahkan Dia tersenyum sipu menjawab dalamnya,,

Cerah itu masih di sana,,
Sama seperti malam tahun baru kemarin,,
saat hingar melewati cakrawala dalam semu yang terus berabu,,
sejanak hembuskan dahagamu yang tak terpenuhi,,
cita-citamu bukan fiksi,,,
ayo torehkan!!!

Dalam tiap derap langkah yang selalu terbawa mengikuti,,,
Dalam tiap tiupan lembutnya membisiki,,
Dengar,,,
irama hidup yang kau buat sendiri,,
Tetap di sana,,tetap meninggi,,karena kau memang begini,,
Sendiri bukan harus sepi,,
Bukannya ini yang kau bilang indah??

Cerah itu masih di sini,,
mungkin hanya lupa kau pegangi,,

Kamis, 25 Desember 2008

Menepi...

ratapi sayat-sayatan sehabis setahun..
pula duka, pula tawa..
sekantong ingatan terbawa mengasihimu..
biar berharap pada, entah mengapa...

hiasan di pintu, merekah menyapa..
bersamaan dengan ketukan kawan lama,,
menghibur, bersamaan sambil
waktu penuh sahaja..

si yang tak kunjung tenang..
mengerang ke permukaan, ombak mendebur biasa saja..
di sudut mana, sembunyi menangisi,,
bercerita yang putus asanya, bersama usia..

lapuk beranda mengadah,,
bersama sesumbar kabar di belakangi telinga saja..
kalut terhempas, ku tepis bersama lambaian tangan ke tenggara..
kau di sana,,hanya sayang...

Di situ fotoku (Bingkai dengan ukiran mewah)

Ia menuntun, walau galau gemetaran, hingga habis indra terpasung. Tersenyum untukmu.

Selasa, 23 Desember 2008

Cry Out the Silent..

Moon so bright...
Brighten each heart it's depend..
Far away..
Blackout just mixed up...like you'll care..

Hands just shaking worse..
some panorama aren't easy being lost..
Worth some leave be held up..
Run that can't be undone...

Sneak behind the shadow blinded..
Give me a letter about the past forgoten..
Tell me some stories..
Let the butterflies sang their song...

Over countless effort..
Fahrenheint,,don't let it down..
some few years since it's then..
the pain being frigde,,you just make me missed..

silent let be broken,,
Vow made me,,thy i just laugh and carry,,
Dream confess,,
"i'll just be there..." and he dissapear once more..

Senin, 22 Desember 2008

Jelajahi

Waktu bertabuk sudah biasa,,,
Masa sulit berayun pelan sehabis bicara sebaris..
kata yang lupa...
Hampir setiap saat memergoki..
hanya seperti sedia seharian...
Bukan tak bisa,,,ku sudah bilang,,
hilang kepalang..

Minggu, 21 Desember 2008

Merah tua..

Rantauannya sampai di ujung langkah..
Selewatnya pasar malam, jadi sepi sekali..
Dahaga tertahan!!
Semilir angin melewati
Sambil tersenyum
Perawan yang mati...

Jadi disanding lagi bayang semu selimuti
Musim panas yang terlalu cepat
luluhkan sinaran yang memenuhi..
Kapan entah sejak terakhir memahat cerita..
antara pada jaman dahulu,,atau pada suatu waktu..

Tersayat hikayat lama pada batu kusam
retaknya begitu dalam
sulit dijamah lagi dasar yang tak tentu itu..
Hanya bisa mengira berapa lama ia terbelenggu..
kosong, menepi dalam pelarian..
Pengasingan emosi sendiri..

Sajak berkata..
"Mari bantu sesama.."
Tak lagi semanis biasa, sambil tertegun di bawah beranda..
bercerita dengan udara hampa yang tak henti-hentinya meneteskan air mata..
"begitu memesonanya tiap carik yang tertelan olehku.."
simpul lara yang terlalu sulit untuk dibuka..
"tak semua hal harus terbuka.."
Bukan,,tak salah lagi...

Hibur mendung yang murung..
sisakan bias warna-warni semburat cahaya..
bebaskan kakinya biar meraba..
Melatah..
Aku terbawa olehnya..
biarkan ia terkibar, terisak,,,
sampai nanti berlabuh dimana..

Selasa, 09 Desember 2008

Diam Sekali...

Kukirim rindu ini,,
Bersama angin malam menanti...
Bukan gerimis...
Lagi sudahi...

Lambat laun pantun tertegun..
Sambil kebingungan gemanya mereda..
Sayang,,kalau bukan saat ini..
Kapan lagi bisa mengasihi..?

Bisakah terus berpeta..
Saat dunia terselimuti sarkasme..
di waktu tak tentu..
Pada jatuh yang bangkit lagi..lupa..

Rentetan peristiwa hilang..
Umur dihabiskan sampai ke pematang..
Di ujung senja kemerahan disana..
Pernah sisakan sedikit ruang untuk bersandar..?

Langkah yang mantap tak meragu..
Dulu yang sekarang tak berbias..
Gundah perantauan yang terbawa..
Ingatkan..Hanya sedikit ku sita..

Kukirim rindu ini..
Bersama secercah kisah tak sampai..
Bukan menunggu..
Agar kau bebas..

Selasa, 25 November 2008

Galangan

Kisah tercatat, secarik lembar bercerita..
Sepoinya angkat semua resah yang memenuhi..
Sekarang hanya tidak rugi saja..
Dalam hitungan mundur yang tak kenal lagi berhenti..

Pasak sudah jauh tertanam ladang yang mati...
Perlahan tinggalkan nyanyian ritmis yang berulang..
Api tak lagi terangi ujung-ujung yang lusuh terjamahi..
Berjalan pelan sambil dilupakan waktu yang tak tentu...

Pertimbangannya goyang tak tenang...
Menempuh aral yang bertubi-tubi mengunyah asa..
Membuangnya dan menginjak-injak sambil disumpahi..
Dari semenanjung Malaka sampai ke negri seberang...

Bangkit!!!
Bukan karena perih dikuliti..
Atau lelah berlari lagi..
Derajat sebuah pentas panggung yang hikayat...

Semilir musim berganti...
Langit cerah lagi mengisi biru layar terkembang...
Lentera bergoyang melambai lepas pergi..
Ku karam lagi...

Sabtu, 22 November 2008

Sukmasih...

Fosfor memenuhi ruang sepi..
Sesekali terdengar desah nafas kelelahan..
Guman semu tentang berita yang naif seminggu sekali...
Hafal setiap letaknya untuk menyakiti sekedar sekali...

Malu,,Lupa akan semua silam yang memudar oleh waktu..
Yang terus duduk di kursi maasnya yang berdebu..
Paras apa lagi yang akan dipakai untuk mengelabuhi...
Berlabuhlah kapal di tepian sesorean setelah merah...

Dihadapi dengan lapang katanya, biar tak gundah...
Kibas angin semilir hanya menghapus peluh jadi percuma..
Mengadah kesetiap sudut langit berharap hujan basahi..
Dengan segala misteri yang terbawa setahun berarak di sana..

Menerjang! Lari dari kenyataan yang tak ramah lagi...
Ku bosan dengan dosa yang terus ditumpuk rapi buat bekal..
Atau segala simpul yang dibuat teratur oleh norma dan kode etik..
Bisakah mati dengan legkung manis yang menjerumuskan semua??

"Dia hidup dengan caranya...Dan mati sebagaimana mestinya.."

Selasa, 18 November 2008

Galau..

Benih tak jauh berpaut menjamunya..
Berdalih semir setiap bersandar rapuhnya...
Sekelebat habis cerita perginya..
Dengar sejenak rintih kebosanannya...

Jatuh kembali gema memanggil...
Ratap gemetar menggigil..
Janji Jani besok lupa diambil...
Jamah mendekap tapi tak dihadang..Kail..

Atap lapuk kelamaan guna tertata..
Suratan jua yang memisahkan di sana dan di sini..
Meringis, tersendak dalam sadar yang fana berbasuh..
Lupa jalan pulang,,hati dingin yang berkesudahan...

Lampiran sudut lembar risau semalam...
Luput tertanda nama yang dibilas..
lembayung senja yang merantau ke peraduan..
Biar...Kirimi kisah ku ke dalamnya..

Angin semusim...

Minggu, 16 November 2008

Sometime we just have to be Stars...

Let go the past that weighted..
Leave some note to remember..
Let the tear flow with you life swallow..
The age give another reason..Brave..

Take a brief breath to old oath..
Fall just haunt you while you aware..
Distance just minded time to forget..
There's always sign to new way..way of truth..

Feed an anger with every picture that smile..
Release some rage to burden someone..
While the other just try to yield..
Hold tight..You just need to stand beyond..

Every black should have a white..
Since it's dark there shall be a light..
Some alone just didn't realize some share..
Cause you'll be bright all night long..Stars in the North..

Sabtu, 15 November 2008

Menunggu biar Semu...

Menepis semua tabir yang belakangan hadir...
Ikut intuisi memilih semilir yang selalu terjambak..
Gema kemarin terus nyaring dalam tabir yang lama belum tenggelam lagi..
Suratnya entah sampai..atau hanya terbuang sesal sakiti mata memamndang..

Terus bergilir sambil acuhkan si hilir yang mudik bersama waktu...
Semua perlu akhir yang memuaskan..bukan selalu dihiasi tawa..
Kadang remang jadi teduh saat harus tersandar dari tandus yang menggerayang..
Atau sekedar pelipur saat harus ikut berpijar saat susah berpendar..

Bulir peluh bercampur dengan asa yang sudah matang..
Lupa tiriskan hingga layu dalam pancingan..
Sekelebat tanggalan yang dinanti jadi hitam lagi..
Tampak Biasa dilihat sambil terus memejam...

Terus terhujam kebasahan hingga hilang yang pasti..
Ini gulatan antara sadar dengan dunia yang makin sinis dengan segala..
Rompi hanya pajangan saat semua terlelap dan hilang di balik awan mendung..
Kelabu seperti kebulan asap cerutu dan lupa untuk pudar sambil hilang dibalik misterinya...

Lupa dijamu sambil memerintahkan untuk baik-baik saja...
Punggungku sakit terus bertengger dibalik semua lelucon yang hanya sampul dan lupa dibaca..
Deburan Pasang surutnya sudah jadin pandangan yang tak asing..
Kuhanya curahkan semua..

Kamis, 13 November 2008

Suatu hari,,

Nenek berlapis sebisa mungkin bertindak biasa..
Bawa ciduknya bersama pangkal paha melata sebisa..
Angkat sauh di tepian karang beringsut ramai...
Terbawa pesan riuh, kabar angin perang dari negri sebrang...

Nyaris mati terdesak benang kusut yang kumal terjejal...
Raja para penguasa hanya tidur di singasana satu harian..
Pengrajin tembikar sibuk memintal,,Tidak seberapa surau angin melewati..
Kereta kuda jalan cepat, takut tertinggal..Genangan air gemericik terlewati..

Akhlak baik bukan penting sekarang juga..
Nanah darah luka lama yang lupa di bebat...
Cabai merah menangisi lagi lelayuan kamboja yang mulai pudar..
Ratapi siung yang tak kunjung tumbuh meneduhi teriknya..

Lama-lama dalai lama tersadarkan..
Bersamaan hilangnya peradaban yang dirindu..
Sebuah kisah terlipat berdebu...jamuran menyeruak di atap surau tua..
Kayunya renta termakan usia,,bersama akal sang penyamun...

Kapan terbang sejak lantun terselesai...
Menyandarkan harapan pada sehelai tali kasur..
Berita dulu baru mulai diindahkan..
Lantas lenyap sembilu ditembus peluru...

Selasa, 11 November 2008

Jadi (dapatkah memaknai...?)

Hidup itu labirin...
Rasa takut tersesat dan semangat menggebu penasaran apa yang menunggu jadi satu..
tak dapat dipisahkan...
layaknya kepulan asap api unggun atau buang air setelah makan minum sehari...

Hidup itu Kembang api...
Tak ragu lagi dinyalahkan karena binarnya, tapi tetap kecewa saat habis terbakar..
sulit untuk diubah..
Seperti menonton sebuah film box office yang kau gemari,,,
Sudah tahu ceritanya,,,ya tetap saja gelisah...

Hidup itu lautan...
Dalam dan luas,,Biru yang bebas...
membuatmu mual dan ingin pergi saat kau diburitan ketika badai datang..
Tapi buatmu tak mau beranjak sebentar saat dia tenang dan berikan fajar..
bau asin dan sepoi angin yang mengikatmu sedemikian..

Hidup itu semangkuk es krim...
Makan perlahan,,maka kau hanya dapatnya mencair...tidaknikmat..
Terlalu cepat,,kau akan merindu tiap sensasinya begitu saja ditiap gigitan,,,
Ada saatnya kau diamkan sejenak dan biarkan ia menceritakan kisahnya dalam mulut yang bungkam...

Violet

Light just came around us..
Feel it deep inside void within you..
Let the storm pass the next life that you'll live on..
or just silent sing you His lullaby..dream on..

make the present such a beautifull gift...
while the other just resist to the next step of evolution..
dry all the dew at dawn...ocean cry..
suck all the grace that never resolve..

Feel it deep inside void within you..
Let the sky painted for you...rest..
All story whispering gone with the wind..
And light will came around us...
Violet...

Senin, 10 November 2008

Polemik

Jaman sekarang sudah tak lagi mengenal aturan,,
Semua berdasarkan untung/rugi, dan amnesia tentang balas jasa...
Rutin terjadwal dan sisi lainnya hanya beringas dengan pertanyaan besar tentang nilai "kewarasan.." sebagai sarapan pagi

Hidup sekarang seperti bungkusan natal dan parsel lebaran..
Entah isinya basi menyebar penyakit..
Atau Bohong yang ditutupi dengan basa-basi...
Semua nilai dikebiri dan di ganti dengan undang-undang yang memprostitusi keluhuran golongan tua...

Semua mati layu dan terus menyanyikan hyme yang mengiris benak kepayahan..
Waktu memang masih sama 24jam dalam keseharian, tiap detik yang begitu membosankan dinanti..
Tapi pernah lihat seorang bocah ramai-ramai keluar sekedar main layangan??atau bersenda gurau sekedar sampai bertengar karena rebutan sebuah permen??

Semua dipangkas habis dengan celotehan, omelan, larangan yang dibuat-buat untuk menutupi semua tak ketenangan hidup..
Benih pura-pura terus saja tertanam subur dalam sanubari bocah yang baru bisa mengeja..
Segala yang tak berhubungan dengan kemewahan hanyalah jalan yang plintat-plintut..
dan bersarang dengan nyaman di tangan memar yang kesakitan atau teriakan histeris karena gelap di kamar mandi..

Buat apa membesarkan kalau tak bisa berbesar diri..
Buat apa Prestige kalau buat tidur jadi gundah??
Tak ada jujur yang menyiksa diri,,
Tak ada dusta yang mensucikan...
Nanah tetap nanah dan membusuk...
Berharap sampai habis nafas di dadapun tetap saja tak berubah jadi bunga atau pohon buah..

Tak ada kata naif yang mampu membalikkan..
Tapi tak jarang pula menutup mata dan lupa diri..

Jaman sekarang hidup susah...
Era globalisasi, perkembangan sains dan teknologi...
Krisis ekonomi, uang dan kemapanan...
Semua hanya rekayasa seorang yang beromong kosong dan membenarkan semua ketidakbenarannya...

Ya Hidup,,,

Lingkar waktu yang tak terungkap,,
Hapuskan ragu dipermukaan,,
tangis sepi sedu sedan yang sembunyi,,
asa dibawa pergi terjaga lagi,,

Limpahannya tak terasa lagi,,
semua paradigma komtemporer kini,,
tak lebih hanya dunia yang penuh metaforis,,
Dengan monokrom hitam putihnya sebagai semua warna yang bisa dijamah,,

Langit,,Langit,,mana merdeka??bebas yang mengintai,,
Seribu tanda tanya mungkin tak pernah cukup akan risau yang tak terjawab,,
membendung pilu yang mulai menekan,,memekakkan telinga sampai bernanah menahan,,,
Resah yang membentang lewati cakrawala antara kini dan anggan semata,,

Buram pandang sesemua jatuh bergantian,,
Biaskan seragam semua sesak yang merongga di dada yang kepayahan,,,
mimpi kini hanya bertengger di pojok ruang,,
tak ada guna berjingkat dan menyapa yang terdiam..mematung..

Ada kalanya buram meninggikan,,memapah dalam kepayahan,,
Ada saatnya nyeri bangunkan dari koma lama berkepanjangan,,
sekedar teriakan agar tersentak sadar kembali,,"ini realita..!!!"
Ada perlunya berharap dalam semua bekuk yang berulang menghantam...
Sebuah harga mahal pada suatu kepercayaan yang terdengar retoris..
Ada kalanya berontak,,saat semua sistem berpendar pelan,,mematikan tiap tatanan norma yang tersusun rapi di dalam rak,,

Buat apa melihat kalau hanya untuk dibutakan,,
Buat apa mendengar kalau hanya untuk ditulikan,,
Buat apa merasa kalau hanya untuk dimualkan...
Kau disana,,berpegangan teguhku di sini..
Nyanyian pilu sunyi dunia..

Minggu, 09 November 2008

Kolang-kaling

Tepian kemarin ditengok segerumul..
Tiap lengkungnya bercerita banyak tentang peraduannya,,
Bias-bias kini bukan lagi kepalang!
Terus dijemur bait-bait memang sudah saatnya diangkat,,,

Lepas..lepas..sandal jepitnya tersangkut,,
Memeluk lolosnya hingga berteriak kabur,,
terlalu erat ia menjerat dengan benang rajut kemarin..
Undangan acuh sudut mata hanya berlalu mendengkur,,

Jalannya tidak biasa,,
Sekelebat menyimpan simbol-simbol baru yang minta dijamah..
Terus bersenandung dibalik penasaran yang berkedut kencang sejak tadi..
Senandung lirik sambil dilirik waktu yang tumpah sepanjang jalan...

Selamatkan orion!!!
Coba intip dibalik layar teropongmu yang sudah gemetar..
Gelisah memang selalu bermasalah saat harus mengungkap...
Berbayang sama,,"coba atur fokusnya.."

Sesaat sejuk,,sambil mengingat-ingat sensasi tadi..
aneh,,tapi terus mengeliat,,seakan merayap kembali ke permukaan..
Sedikit di coba biar berkelas katanya...
ini terlalu sulit untuk tak tergoda..
"Persetan,,ini anakku yang kau bicarakan!!!"

Selasa, 04 November 2008

Buat ini Jadi permulaan

"aku tak bisa biasa,,"
"Katakan lagi siap yang mulai..ku percaya kau bisa"

Seperti menyelami sedikit masa depanmu yang selalu enggang kau tengok,,
Menarilah sedikit walau kau hanya berdendang sedikit,,,
Terbang sebentar walau sadar kau hanya 5 cm di atas tanah dalam seper sekian detik,,
Kan hanya sesuatu yang tak pernah sakiti, hanya belum kau mulai,,

Kunjungi tempat yang baru,,
Bukalah semua pintu berdebu dan tirai apak di angan,,,
Lihatlah lebih bijak semua terlewat bukan sekedar dilewati,,,
Pernahkah sipu yang penuhi saat kau sadar akan tertidur,,
ini hanya dunia yang selalu terjaga dan tak perlu kau campuri urusannya,,

Jangan biarkan kau tunduk!!!
Bukan dihindari, asal aman tak terajak,,
Rapuh bukan untuk dibuang,,
Jangan mengasa saat kau masih bisa mengambilnya,,

Asap hanya manian api diumpat,,
Dengung itu hanya gema ragu sendiri,,
Kabut hanya jubah agar fajar selalu memisteri,,

"ulurkan tanganmu,,biar kubantu sedikit"
"terimakasih.."
"hanya jangan jadi gemar sendiri"

Sabtu, 18 Oktober 2008

Redup

Kepulannya meletup-letup di kepala,,,
bersama setiap perjalanan yang rancu terus bergulir,,
tempurungnya berjalan perlahan masih kelihatan masam,,
ku terus bergulat dengan lawan yang lama tak mengenal,,

guratannya menyimpan banyak lekuk yang eksotermis,,
menahan semua kabut sesak yang terus berdesakan minta dibawa,,
menggunduli undakan fondasi yang lama dibangun,,
sia-sia saja minta tolong,,hanya orang tolol yang mau terus direngek,,

setiap derit yang sembunyi, makin sering kedutnya terbangunkan,,,
menyelinap dalam tiap gang sempit yang selalu terlihat sama,,
langkahku terjegal lagi di tempat yang sama, sebelum belokan itu,,
berkali-kali jatuh dan memeriksa kelengkapan tiap lembar kewarasanku yang kian memudar,,

Dentuman senjata api terdengar sangat melodis di telinga,,
terus bersahutan di belakang sadar dengan tiap dengup jantung yang terburu,,
Menjual sedikit harga diri juga percuma,, yang ada hanya nyata yang sulit diterobos,,
alih-alih mengantri,,ku hanya terus pasrah dengan takdir yang lupa diperjuangkan,,

Sebuah komedi bisu terus berlangsung di perempatan tadi malam,,
menampilkan gurauan yang terus diulang,,
entah lupa di daur, atau memang karena sulit mengenyahkannya,,
tawa statis saling bergantian, bersamaan dengan menyusutnya sekelebat persamaan yang disebut 'waktu'..

Jaring-jaring mantra berbau magis terus dipropagasi!!
sedikit lempar dengar isu-isu isapan jempol,,
jangan kaget jalanan sepi itu bakal jadi medan perang seperti jaman penjajahan,,
bukan dengan keris dan bambu runcing lagi,,hanya orang-orang berkemeja rapi yang semakin sulit dibedakan dengan anjing lapar...

Lagi-lagi sebuah keluhan yang terus mengaduh,,,
sesak tak tertahan yang kurang tempat untuk tidur atau sekedar bersandar,,
rapalan-rapalan bengis 'bangsat'; 'bajingan'; serta 'keparat' acap sering dilantunkan...
sulit dipisahkan, seperti bumbu penyedap dalam semangkuk soto ayam yang sudah dingin,,

Lalu tersenyum dibias sinis berkelanjutan,,,

Kamis, 16 Oktober 2008

Semudah itu,,,

Kau bertanya kenapa pulang,,
ku bawakan waktu bersamaan,,
temali kusut bekas seorang letnan,,
biasa saja,,,

Kau ricuh tentang pangsa yang turun naik tak karuan,,
ku hanya binggung dengan senja yang setia bergantian,,
makanan dan minuman yang makin tak seragam,,
ku tidur tetap terpejam,,

Kau sibuk dengan perdebatan capres yang makin tak menentu,,
ku terus sibuk dengan obat batuk yang nyatanya berakohol,,
tentang kue pandan yang tak pernah ungu,,
atau bagaimana membunuh bosan di kakus menunggu,,

hedon tak terasa di sekujurku,,,
mati tinggal masalah waktu yang tak perlu dipusingkan,,
kau hanya berkhayal menghentikan waktu,,
ku hanya resah tentang esok yang masih jauh terbentang,,

serutan lingkupmu tak kalah heboh dengan tiap lekuk nadiku,,
hanya sikapi berbeda saja, seperti papan reklame yang lama terpasang siang malam,,
atau terkadang terlihat seperti teka-teki silang di surat kabar,,,
tak kunjung hilang pujangga termakan waktu, seperti sikapmu yang meledak sewaktu-waktu,,

Nobilis,,kapan kau terangi aku,,
sekelebat saja, secercah cahayai silaukan,,,
tengok secarik lagi,,menuai percaya sendiri,,,
dan debat kosongmupun diam,,

Terhambur Rasa,,

Anggap semua sepele,,
kau di sana, ku hanya di sini,,
mengikat sebuah pecahan yang terhambur,,
lalu,,anggap semua tak pernah terjadi...

Kalut yang datang pergi selalu berganti,,
Kadang dilupa,,tak sedikit yang terbawa,,
terhambur seperti remah roti yang tercecer saat di santap si bocah kusam,,
dia sisakan susunya terburu,,

Terlambat,,katanya tak ada,,
mungkin karena buang waktu tak berguna,,,
layaknya ingatan dulu yang terhambur acak di kepala,,
kadang hilang sekat ralita dan fiksi belaka,,

Berlagak tenang tak ada apa,,,
memeras baju kebasahan yang baru dicuci,,
kemarin muak dengan pakaian kotor yang terhambur menumpuk,,
di sudut kamar lembab yang berjamur,,

jangan rasa kalau memang tidak merasa,,
jangan memandang jika memang kabur di mata,,
tak pernah meminta,,tak juga mengajakmu,,
hanya saja sedikit untaian kata,,,"maaf"
dan semuanya mungkin tak pernah terjadi,,

Gerimis

Ku kerasukan!!!
Meniti tepian baru yang belum terjamah,,
kesana kemari,,sama saja,,
Mana tempat berpijak, lantah lagi,,,Basah semua,,,

Surat kabar kontemporer terbitan baru,,,
Sambil jajaki, bersuara lantang, lalu temani,,,
Mengagumi kemudian berdesis membelakangi,,
ini semua omong kosong,kan?!

Jabat tanganku, mana mimpi?!
5 % di label nyatanya hanya informasi,,
tetap saja panas hati resah diri!!!
Melegam melemah,,,

Tolong!!!
Ku terjerat dia,,,

Senin, 13 Oktober 2008

Sehidup lalu semati

Senin, selasa, rabu, kamis, jum'at, sabtu, minggu...
....
...
..
.
Lalu masih malu jadi orang yang membosankan??

Satu mimpi kecil, di dunia yang besar,,,

Bagaimana mengejanya??
Sambil terus menggerutu berulang,,
tak kunjung hilang catatan kecil kemarin,,
terus diselipkan, dalam kantung celana yang kedodoran,,,

Rusuknya remuk satu demi satu,,,
tanpa bisa banyak penjelasan yang harusnya ada,,
diadakan, atau memang hanya mengada-ada,,
Sesampainya di sana semua akan beres,,ada-ada saja,,

Belum!! tak cukup hanya teriakan yang memekakkan,,
harus sampai terbangun semua penghuni yang disebutkan 'mahkluk'..
Memang selalu mengganjal saja saat harus tersandar,,
Buat selalu tak nyaman dibalik bebantalan yang seharusnya menghapus asa sehari,,

Sajak-sajak dulu terus memanggil,,
Minta isikan, minta senandungkan,,apa terlalu berlebihan?
salah-salah, ya sendiri saja menyalahkan,,,
dunia berliku akibat keegoisan semata bukan? lalu buat apa ditaburi pesimis?

Rabu, 08 Oktober 2008

Lantaran Lama Bergeming

Sehabis ini mau kemana??
Serutan elegi yang makin menggunung,,
di sini,,merayap meniti sambil kesal lagi,,
tautkan apa yang mengganjal lagi,,

Lama berkelanjutan,,
sesekali menengok sesambungan yang menemali,,
menemani sesaat,,lalu berangkat lagi,,
Sudah terbiasa dengan kecupan yang sebentar,,
bukan kaku hati,,

Sesumbar kekacauan kemarin,,
tidak bergeming mengindahkan,,
lalu lalang halayak yang terus saja menggoda mengajak,,
tapi sisipan yang diberi kemarin menepis semua,,
"Saatnya tiba aku menanti" terus bergema mengulang dibalik benak ini,,
melamun,,

Rindu dalam pelukan yang selalu dinanti,,
Sambil terus melirik pingiran jalan,,
Tidak lupa memergoki agar terus hangat,,
Sekedar bertegur sapa, sembil terus mencuri,,
Main hati,,

Entah sehabis ini hendak kemana,,
Sambil terus terengah keasikan,,
lantaran begitu bersemangat dalam remang-remang kamar hotel,,
Terlalu santai tapi begitu mencandu,,
jangan,,jangan,,jangan pergi terlalu lama,,
"esok masih ada.." katanya

Senin, 29 September 2008

Keluh

Lambaikan tangan,,sudah saatnya berjalan,,
Rasakan desak yang terus mendorongmu,,
kau hanya sejenak saja terjaga,,,
tapi hilang semua ragu yang terus memohon,,

Diam,,dengarkan angin bisiki,,
hanya beralaskan temaram kemarin yang terus menari riang,,
bisakah terpejam perlahan?? Dalam tiap tapak yang dijejaki,,
lalu,,apa lagi yang pergi menunggu??

Semarak kian lunglai dalam hentakan bangun fajar,,
Tinggalkan semua kerlap-kerlip kemarin dengan menyisakan sedikit sejuknya,,
terus terobati dengan tiap tangis embun yang meratap,,
sampai kapan terus begini,,

Kini hanya terjulur esok yang mulai abu,,,
Bukan seperti dunia yang siap kau isi sendiri,,,
latarnya kian saja sekejap jadi dulu,,,
saat begitu metafora,,hanya terbesit sebentar,,

Pasir berjatuhan,,perlahan mengikuti,,
mengisi tiap lembar kekosongan yang kau gali sendiri,,,
Di sini tadi malam,,saat semua terlalu sunyi membuntuti,,
Lalu hilang lagi di persimpangan jalan,,

Lambaikan tangan,,sudah saatnya berpisah,,
secercah kisah yang terus terucap,,
dari balik bibir pecah yang sudah lama tidak kebasahan,,
kau hanya yang bergemuruh,,,
lalu terus mengerang sepanjang hari,,

Minggu, 28 September 2008

Labirin

Kop sudah dicap,,
Jalanan hanya terus saja menderu,,
memenuhi tiap rongga kosong yang terperosok kemarin,,
Saat hijau masih ramah,,,

Sudah ditanda tangani,,,
Dengan namaku di bawahnya,,
sesorean, flu merambah mencari,,
Sekedar berbunyi melemah dalam tiap belokannya,,
atau hanya bervibrasi??

Nada-nada kontemporer jadi satu dengan senja,,
mengantar lelah yang sudah kelamaan,,
membatu,,memaku,,seperti hilang posesif dalam uratnya,,,
jangan bertanya lagi, dinda,,
hanya menekan nadi yang lagi sembilu,,

gang sempit berliku terus membeberkan semua misteri,,
antara karibia dan selat sunda yang setapak tampak di peta,,
kau temui apa??
bahkan belum pernah cerita tentang bagaimana sehari tadi,,
kau memang berlari,,tapi bukan sendiri,,

kop sudah dicap,,
angin terus saja menderu,,
ini kisahku yang tercecer dibelakangmu,,
sebuah ingatan yang lama memang dibuang,,
lalu,,,buat apa kau ikuti??

Rabu, 17 September 2008

Semalam,,Pergi,,Sejenak Murung Lagi..

Menyertai mana gelisah kemarin??
menyeruak, memenuhi udara kosong yang berongga,,
kemana..kemana lagi sembunyi??
masih bisakah di balik pintu?? atau hanya di bawah meja...
terus saja berjingkat pelan,,,
waspada akan aral yang hanya ketakutanmu saja,,
sesak,,sejenak lupa bernafas biasa,,
kabur,,terus mengabu dalam pandangan perih tersengat keringat,,
hanya gelisah,,,

Mengambil mana sepi menyeruak??
terus menutupi luka yang mulai busuk bernanah,,,
semua diam, berusaha tak peduli,,
hingar bingar yang terus memenuhi,,,
memekakan,,mendesak,,terus saja teracuh,,
mungkin eksismu hanya pendar waktu yang lemah,,
hampir kasatmata di balik cerahnya yang menyengat,,
hanya sendiri dalam sepi,,,

Lupa dengan senyum yang tertoreh??
Siapa bilang tak bisa,,,
bahkan tanpamu pun dunia sudah penuh dengan semburat warna-warni,,
jangan menganggap derapmu begitu istimewa,,
mungkin suatu saat hanya kecewa sendiri,,
langit terus beraurora,,laut bergemuruh dengan polarisnya,,
pagi terus elok dengan tiap embun yang menetes,,
malam tetap menjaga semua rahasia dibalik tiap kerlip bintangnya,,
semua begitu berirama,,lalu,,,
masih samakah??

Rabu, 03 September 2008

Bagaimana (Jika Memang tak Pernah di sana)

Dalam kelambu lalu yang berbatasan dengan seringai,,,
Adakah sedikit sebuah pesan yang memang terlewati??
Akankah selalu terus berlanjut, bersambung seperti sebuah acara televisi?
Lalu,,apakah masih berguna bermimpi selagi bersenandung sepi?

Dalam setiap derap langkah yang terambil,,,
Benarkah serotasi seiring dengan sehari??
Memang pernah kau selami lagi??
Semburat warna-warni yang menumpahkan girangnya di langit malam sendiri??

Kapan semua harus berubah??
Kenapa harus selalu yang retoris saja yang bertahan??
Masih kurangkah "Maha" yang dibuat sendiri??
Masih adakah tempat untuk serakahmu menyesakkan lagi??
Kapan sekedar bersandar dan minum kopi??

Lupa luapan kebanggan silam,,
Angunpun ada saatnya, saat harus menyingkir dan luntur,,
Berjalankah sebentar,,tinggalkan kepenatan itu,,
mungkin sekedar meracuni nafasmu,,atau sekedar menjemurkan logis yang sudah jamuran,,
Bukannya memang ada kalanya hidup berhenti dan sekedar mendengarkan??

Dalam tiap sendu yang kau gumamkan,,
Bahkan peluk rindu hanya sebatas hitam dan putih,,
Pernahkah terbesit,,
Tentang sebuah satu ketiadaan??
Aku,,,

Rabu, 27 Agustus 2008

Surati Lagi Tanganmu / Say

Bukannya telah kau ceritakan semuanya??
Susah yang kau ambil,,
Senang yang kau raih,,
Benarkah pernah kau sisipi??

Take all of your wasted honor
Every little past frustration
Take all of your so-called problems,
Better put 'em in quotations

Semua mengalir begitu berirama,,
sebuah lagu yang selalu kau senandungkan,,
tak pernah tergoreskan sesal dengan dilema masa muda dulu,,
tetap di sana,,walau tak termangu,,

Walking like a one man army
Fighting with the shadows in your head
Living out the same old moment
Knowing you'd be better off instead,
If you could only . . .

Semua hanya berlalu yang baru,,
Semua hanya aliran yang tak berujung,,
Dan pada akhirnya semua hanya sebuah rambu,,,
agar terus berjalan sesuai,,,
setidaknya untukmu,,

Have no fear for giving in
Have no fear for giving over
You'd better know that in the end
Its better to say too much
Then never say what you need to say again

Bukannya telah kau ceritakan semuanya??
Tawa yang kau ukir,,
Tangis yang kau tadahi,,
Kau pernah lalui diam yang hingar dulu bukan??

Even if your hands are shaking
And your faith is broken
Even as the eyes are closing
Do it with a heart wide open

Sesal hanya sebentar,,
Gelap hanya semalam,,
Ini hanya sesaat,,
Sampai kau berkata,,,
"Milikku sangat indah,,,"

Say what you need to say

Danu (270808 00.38)/John Mayer

Rabu, 30 Juli 2008

Kelabu Juli Beranjak,,,

Sebuah sembilu yang terasah benar,,
Terus menyiratkan dahaganya,,
haus,,haus,,katanya,,
Jangan,,,

Di balik jam tua yang terus berdentang,,
Tak terasa debu sekali,,,bukan kotor,,
hanya terus terperajat dalam dangkal yang hilang pergi,,
Terpesona,,,

Terus membabi buta,,,
berlarian sana sini,,,
dalam sunyi yang terus berlipat...
Dan terselami,,,

Minggu, 27 Juli 2008

Kerja yang tertunda,, (dan Sinis yang ku kemas)

Entah sejak kapan,,,
malam tak bernyanyi seperti biasa,,,
tak lagi riang dengan orkestra dari ufuk timur nun jauh di sana,,,
awan tak semarak berarak
menemani meander mimpiku yang dulu berkejaran dengan waktu,,,

Entah sejak kapan,,,
sepoi tak lagi bersiul riang,,,
rumput pekarangan sekarang murung saja,,
lupa bagaimana bergoyang senang menjelang petang yang merona,,,
hanya selalu melemas dan layu lagi,,,

Berbicara jadi jarang,,,
Tenang tak lagi diraih,,
sambil terus berteriak bisu yang sunyi,,,
sulit terus tersungging,,
saat memang ada yang pergi sambil berlalu,,,

Tak pernah lelah,,
saat batas nafas yang terbawa hanya segenggam saja,,,
atau saat lututmu sudah meronta untuk sekedar menepi,,
tapi bingung untuk apa sekedar berpaling melihat jejak yang sudah tertinggalkan...

Untuk apa lagi....

Entah sejak kapan,,,
semua sajak hanya murung,,,
semua kata hanya sebuah sinis yang terlempar,,,
semua hitam hanya legam,,,

lalu...

Untuk apa lagi...

Jumat, 25 Juli 2008

Kekontinuan..

Terangi,,Ayo terang lagi..
Jalanku yang terlanjur kabur dengan kabut kepagian..
di sini,,tetap di sana..tidak kemana..
Hanya berputar,mencoba mengelilingi..
merotasi sambil berevolusi..kadang terpikir untuk suatu revolusi..
atau hanya suatu kotak pos tua kosong yang mengadah??

Pernah sekali terukir..hanya sekali..
tak pernah lelap kemalaman..hanya ingin terus begini..
seperti jarum yang menghujam tiap derit aspal jalur yang kubuat..
lalu suara melodis dalam tiap jejak yang meratap ingin terbawa..
Jangan..Jangan terbawaku..terlalu bahaya...
bagai mana jika terbaur bersama-sama??

Biar katanya..Tak bisa sendiri menyahutku..lalu lupa perihal apa..
Dawai memetik mayor minor semua pilu..
sambil nyanyikan lantun yang kerinduan,,tentang dentang yg lama tak terdengar..
siapa ku pergi ke depan..sambil bertanya pada rambu bisu yang bertatap dingin..
lalu tinggalkan semua di pintu depan rumahnya..agar lupa..

Memoar kebasahan lagi..
tentang musim panas yang berpisah dengan teriknya yang riang..
Seperti hujan di kala malam..
ku tahu..Dia di sana..
dalam tiap titik air yang menghujamku dengan segala pesona yang terbiaskan untuk mata lelahku,,
sebuah keagungan yang ku tunggu-tunggu,,untuk tenang yang mungkin telah membatu..

tangis sesal sebelum nada riang yang kulontar..
kebukaan yang lega dari tutup yang kusembunyi sambil menyesakkan..
Bingar yang kubuang sampai sepi mengambilnya sebelum datangi menemani..
Bukan daur..atau lukisan kurva naik turun dengan lelah yang terbataskan oleh ikatan di dalamnya..
Bukan..sungguh bukan..Hanya Kontinu datang teratur..
Ya..Hanya itu,,,Kekontinuan..

"Around Here,However,We don't look backward for very long...
We keep moving Forward..
Opening up new doors and doing new things,because we're curious..
And Curiousity Keeps leading us down new paths..."

-
WD-

You..Me..And The Strory So Far..

"I can't remember the time or place,
or what you were wearing,
it's unclear about how we met,

all I know it was the best conversation that I've ever had,
to this day I never found someone,
with eyes as wide as yours,
I've been searching up and down this coast,
overlooking what I need the most

did you notice I was afraid?
I thought I'd run out of things to say,
two more hours until today burns this away,
and it starts all over again....,

the sky will never look the same again,
'till you show me how it could be,
the sky will never look the same again,
'till you show me how it could be..."


Lingkar waktu yang terus bergulir
memaksa palsu yang ingin hadir
Kebohongan yang tersangkut di gerbong depan jadi nyata
Dia memang ada..tidak seperti yang kubungkuskan untuk dunia serta seisinya..
Bukan dengan pita memang..
Hanya sepenggal kisah yang kusimpan..
Agar terus buram dan Sembunyi..
Dari tidak yang kuberlari..

Seperti pura-pura yang memang meradang di sini
biar buta ia dengan tiap huruf dalam lembarnya..
biar bisu ia dengan pertanyaanku yang tak terlisan..
lalu tulikan ia dengan teriakanku di pinggir cakrawala..
Agar terus berlayar di buritannya yang baru..

Seperti kosong yang terpaut diantara dia dan lemahku..
Lalu pandangan yang selalu ingin kuberlarih..
Atau pertemuan yang selalu diam yang tanpa sengaja..
Tampak berat sebelah memang..
Atau mungkin aku yang takut??

"and everything else is irrelevant,
to the story so far,
a coincidence that you looked like her from afar,
is it true that you like to sleep alone?
Or is it what you just tell everyone?

Did you notice that I was afraid?
I thought I'd run out of things to say
two more hours until today burns this away,
and it starts all over again....,

the sky will never look the same again,
'till you show me how it could be
the sky will never look the same again
'till you show me how it could be...

and when the world turns over
i'll keep my ears to the wall
and when the world turns over
i'll keep my feet straight on the ground "


Lemah memang..
Saat harus seperti ini..
Lari untuk hilang..
Tapi,Diam bukan selalu tak peduli..
Pergi juga bukan berakhir di Januari..
Hanya tak ingin lagi mengikuti jejak yang bukan milikku..
Lalu mundur perlahan seperti kata rambu di depannya..
Agar tak terjatuh sambil terisak lagi,,
lalu merajut sum yang kususun rapi..

Ini bukan lagu dengan simponi yang indah..
Sepenggal kisah,,Entah dia menuliskan untuk siapa..
Untuk ku??
Untuk mu??
Untuk ketaktergapaian ku??
Entahlah..

Tak ada langit yang seperti itu lagi memang..
Yang berpolaris merah-biru..
Tak ada malam yang seperti itu lagi..
yang seperti kertas lipat warna-warni..
sebuah dialog yang selalu menarik..
untuk kuhabiskan bersama mentari menjemput..
Kisah itu sampai sekarang..

"did you notice I was afraid?
I thought I'd run out of things to say,
two more hours until today burns this away,
and it starts all over again....,

the sky will never look the same again
'till you show me how it could be
the sky will never look the same again
'till you show me how it could be"

(New Found Glory - The Story so Far)

Kamis, 24 Juli 2008

Memangnya Lelah Bernafas?

Lelahkah??
Dalam tiap deru yang terhirup??
dengar gambar-gambar samar,,
yang terasa hanya hampa,,
lalu apa??

lelahkah??
Dalam tiap pegangan yang terambil.
lalu sadar tidak mungkin dikembalikan,,,
bukankah menyesal yang terpanggilkan kalau begitu??

Dalam tiap sandaran yang runtuh,,
dan perasaan yang terlunglai dalam jentikkan jarimu,,
hanya sekedar berpisah sambil tak berpamitan,,
apa bedanya dengan tiap gerimis yang menghujam??

Lalu beranjak kemana saat terhanyut??
kapan lagi bisa terus tertahan??
sampai mana bisa kau buang??
sejauh apa bisa tertunggangi??
mungkin hanya sekedar dicuci agar hilang dan melupa,,
apa bisa??

Lelahkan??
dalam tiap tarikan nafas??
yang terus terganjal,,
suitkah??
untuk sendiri??
untuk dapati,,,

Sebuah Sunyi ( jgn khawatir Momo)

Dalam senandung sunyi yang bukan mati,,
hanya sesekali bernafas..lalu berlalu kembali,,
hanya sedikit sesumbar yang terus saja terobati,,
tapi memang tak beranjak dalam anjungan yang didapati,,

Kemana berpaling lagi sedikit sendu,,,
yang hanya terus ambigu dan menyeluruh kaku,,
Dengan sesumbar tiap detik terlewati yang tak berarti,,
tak sadarkah hidup yang terus kau dapati,,

Dalam tiap hari yang terus berulang,,seperti mekar dan layu lagi,,
dalam tiap ruang yang begitu berpolaris,,
kenapa harus kelabu?? Kenapa harus takut ini itu??
bukannya semua tak harus beraturan??

Di bawah langit menangisi,,
Di sebuah malam menatapi,,
pernah dengarkah??
atau memang kau yang sendiri??

Barang Kali Telah Kuseka Namamu

Barangkali telah kuseka namamu
dengan sol sepatu
Seperti dalam perang yang lalu
kauseka namaku

Barangkali kau telah menyeka bukan namaku
Barangkali aku telah menyeka bukan namamu
Barangkali kita malah tak pernah di sini
Hanya hutan, jauh di selatan, hujan pagi

Gunawan Mohamad