Senin, 29 September 2008

Keluh

Lambaikan tangan,,sudah saatnya berjalan,,
Rasakan desak yang terus mendorongmu,,
kau hanya sejenak saja terjaga,,,
tapi hilang semua ragu yang terus memohon,,

Diam,,dengarkan angin bisiki,,
hanya beralaskan temaram kemarin yang terus menari riang,,
bisakah terpejam perlahan?? Dalam tiap tapak yang dijejaki,,
lalu,,apa lagi yang pergi menunggu??

Semarak kian lunglai dalam hentakan bangun fajar,,
Tinggalkan semua kerlap-kerlip kemarin dengan menyisakan sedikit sejuknya,,
terus terobati dengan tiap tangis embun yang meratap,,
sampai kapan terus begini,,

Kini hanya terjulur esok yang mulai abu,,,
Bukan seperti dunia yang siap kau isi sendiri,,,
latarnya kian saja sekejap jadi dulu,,,
saat begitu metafora,,hanya terbesit sebentar,,

Pasir berjatuhan,,perlahan mengikuti,,
mengisi tiap lembar kekosongan yang kau gali sendiri,,,
Di sini tadi malam,,saat semua terlalu sunyi membuntuti,,
Lalu hilang lagi di persimpangan jalan,,

Lambaikan tangan,,sudah saatnya berpisah,,
secercah kisah yang terus terucap,,
dari balik bibir pecah yang sudah lama tidak kebasahan,,
kau hanya yang bergemuruh,,,
lalu terus mengerang sepanjang hari,,

Minggu, 28 September 2008

Labirin

Kop sudah dicap,,
Jalanan hanya terus saja menderu,,
memenuhi tiap rongga kosong yang terperosok kemarin,,
Saat hijau masih ramah,,,

Sudah ditanda tangani,,,
Dengan namaku di bawahnya,,
sesorean, flu merambah mencari,,
Sekedar berbunyi melemah dalam tiap belokannya,,
atau hanya bervibrasi??

Nada-nada kontemporer jadi satu dengan senja,,
mengantar lelah yang sudah kelamaan,,
membatu,,memaku,,seperti hilang posesif dalam uratnya,,,
jangan bertanya lagi, dinda,,
hanya menekan nadi yang lagi sembilu,,

gang sempit berliku terus membeberkan semua misteri,,
antara karibia dan selat sunda yang setapak tampak di peta,,
kau temui apa??
bahkan belum pernah cerita tentang bagaimana sehari tadi,,
kau memang berlari,,tapi bukan sendiri,,

kop sudah dicap,,
angin terus saja menderu,,
ini kisahku yang tercecer dibelakangmu,,
sebuah ingatan yang lama memang dibuang,,
lalu,,,buat apa kau ikuti??

Rabu, 17 September 2008

Semalam,,Pergi,,Sejenak Murung Lagi..

Menyertai mana gelisah kemarin??
menyeruak, memenuhi udara kosong yang berongga,,
kemana..kemana lagi sembunyi??
masih bisakah di balik pintu?? atau hanya di bawah meja...
terus saja berjingkat pelan,,,
waspada akan aral yang hanya ketakutanmu saja,,
sesak,,sejenak lupa bernafas biasa,,
kabur,,terus mengabu dalam pandangan perih tersengat keringat,,
hanya gelisah,,,

Mengambil mana sepi menyeruak??
terus menutupi luka yang mulai busuk bernanah,,,
semua diam, berusaha tak peduli,,
hingar bingar yang terus memenuhi,,,
memekakan,,mendesak,,terus saja teracuh,,
mungkin eksismu hanya pendar waktu yang lemah,,
hampir kasatmata di balik cerahnya yang menyengat,,
hanya sendiri dalam sepi,,,

Lupa dengan senyum yang tertoreh??
Siapa bilang tak bisa,,,
bahkan tanpamu pun dunia sudah penuh dengan semburat warna-warni,,
jangan menganggap derapmu begitu istimewa,,
mungkin suatu saat hanya kecewa sendiri,,
langit terus beraurora,,laut bergemuruh dengan polarisnya,,
pagi terus elok dengan tiap embun yang menetes,,
malam tetap menjaga semua rahasia dibalik tiap kerlip bintangnya,,
semua begitu berirama,,lalu,,,
masih samakah??

Rabu, 03 September 2008

Bagaimana (Jika Memang tak Pernah di sana)

Dalam kelambu lalu yang berbatasan dengan seringai,,,
Adakah sedikit sebuah pesan yang memang terlewati??
Akankah selalu terus berlanjut, bersambung seperti sebuah acara televisi?
Lalu,,apakah masih berguna bermimpi selagi bersenandung sepi?

Dalam setiap derap langkah yang terambil,,,
Benarkah serotasi seiring dengan sehari??
Memang pernah kau selami lagi??
Semburat warna-warni yang menumpahkan girangnya di langit malam sendiri??

Kapan semua harus berubah??
Kenapa harus selalu yang retoris saja yang bertahan??
Masih kurangkah "Maha" yang dibuat sendiri??
Masih adakah tempat untuk serakahmu menyesakkan lagi??
Kapan sekedar bersandar dan minum kopi??

Lupa luapan kebanggan silam,,
Angunpun ada saatnya, saat harus menyingkir dan luntur,,
Berjalankah sebentar,,tinggalkan kepenatan itu,,
mungkin sekedar meracuni nafasmu,,atau sekedar menjemurkan logis yang sudah jamuran,,
Bukannya memang ada kalanya hidup berhenti dan sekedar mendengarkan??

Dalam tiap sendu yang kau gumamkan,,
Bahkan peluk rindu hanya sebatas hitam dan putih,,
Pernahkah terbesit,,
Tentang sebuah satu ketiadaan??
Aku,,,