Rabu, 27 Mei 2009

Sound of Life

Dawn nearly ended...
Grave that been crafted..
Past away..time won't slowly..
Reason to live on..

Rye that burn to ashess..
Feel the sorow..soon to forgoten..
Fairytale...
Beyond the horizon..

Made mistake..that mistook..
Some token to kept..
While others try to bought..
Echoing from farland..

Jumat, 22 Mei 2009

Dekat...

Perlahan, sadari sejenak...
Waktu yang mulai melambat..
Berkejaran mimpi yang terangkai..
Berjuntai di belakang saat ikat rambut yang melambai..

Jalan yang terlupa, dalam keseharian..
Jenuh tak berujung, rasa yang membiru sendiri..
Dalam tangan tergenggam, hanya saja terlepas..
Pelampiasan tempo yang terlewat oleh raga yang payah..

Akan mulaikah terang dataran dingin..?
Saat mulai layu dia bersadar..
Di ruang yang tak berbatas, kuraih kah..?
Cemas menunggu datangnya pagi,,

Senin, 18 Mei 2009

Citraan IV

Meradang masuk tapi apa..?
Berjuntai angin semilir membawa..membuka..
Berkejaran tawa canda, entah mengapa..?
Hanya berita simpang siur, hilir mudik bercerita..

Hidupmu tinggal apa..? Melupa..
Nyanyian angin menghadap biliknya, berharap..
Menderu sisakan misteri semua musim yang lalu, berkata..
"Sampaikan salam sampai ke sebrang jurang.."

Selintas hinggapi dunia dan memecahkannya...
Merunut sebuah peristiwa, membagi waktu dulu dan sekarang..
Memilahkan asa, hingga jadi sebuah warna..
Rinai tertembus sampai telinga..ku diam..
Hanya hamparan nada..

Temani lelap ku saat kepayahan bersama sinar lemahnya...
Lukiskan angan di penghujung langit yang bebas..
Sambil berdayu pelan, agar singgah agar singgah tujuan...
Tak berdalih lagi...sayang...

Simpan sekelebat kenangan tentang pagi yang tak lagi usang..
Hujan melerai semua, menghumuskan perlawanan terakhir yang sebisa..
Pada babak akhir nantinya, semua kembali tertutup dari hadapan..
Panggung mati lagi, jejak-jejak tertinggal berdesakan..

Meradang lagi, tapi untuk apa..?
Terkikis senyum itu di papan sebuah nama..Siapa..?
Hanya saja tak lagi mampu, biarkan...
Saat terbenam akan pulang semua gelisah..

Minggu, 17 Mei 2009

Mudah saja, waktu berlalu...

Bersamaan dengan tiap tarikan nafasku memburu..
Malam, biarlah jadi malam...
Hitam dalam tiap sepi teriknya siang..
Agar petang menyisakan kelabu mendungnya..

"Kau harus bisa seperti aku
Yang sudah biarlah sudah..."

Berbisik, sedikit saja cerita di kelambu jinggamu
Tiap kata yang terlintas ini jadi satu..
Atau mungkin hanya perasaan saja..?
Sambil menyisakan riak laut biru yang sendu...?
Dan datang lagi, lagu rindu...walau selalu..

Di tiap perjalanan saat harus turun hujan..
Entah apa yang akan menghujam...
Derit lemah sepatu yang kebahasan..?
Atau mungkin hanya serutan zaman..?
Mungkin hanya kejadian yang mengganjal..yang harus..

"Selang waktu berjalan kau kembali datang
Tanyakan keadaanku..."

Surau makin mengabu, berpudar dengan putarannya..
Yang selalu sisakan tanya, sambil biarkan terjawab olehmu...
Sebuah album yang tergadai,,,
Saat hidup dalam polaris yang berbicara monolog..
Sambil bersandar, lalu tersadar...
Bukan aku..
Bukan kau..
Hanya waktu yang berlalu...

Mudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
Andai saja..

-SO7-

Minggu, 03 Mei 2009

Denganmu (Sepeda ini ku Kayuh)

Keringatku...
Peluh kebasahan..
Sunyi..
Diam dalam sepi..
Risau..
Gelisah berkepanjangan...
Tiap cerita dalam baitku..
Secarik lembar lusuh, dan kata kosongku..
Mendung akan terang, badai akan usai...
Mendiang yang menyampaikan, agar ziarah tak lagi menyiakan,,
Darah jatuh! Deru menyambut datangnya sangkakalaMu..
Kusam...
Dalam kesusahan, mungkin juga..
Tertinggal hidupku...
Dulu..

Hujan Turun (Bumi Mendekam)

Harapnya tersapu dalam deras hidupmu...
Dalam memori di sudut ruang mata..
Layu melebam, terkikiskan sendu yang semalam..
Layar tertutup sudah, bukan angin tak lagi resah...
Tertaburkan sekerlip cahaya, terang yang sisa hari..
Tak menggundah, tak mau lagi payah..
Sepintas habis sudah penantian, jangan terpenuhi lagi..
Semburat warna-warninya dalam hujan..
Jangan lagi sesalkan, walau sesakkan..
Di tiap rintik terbawa, air menghujam
Bumi terus mendekam..diam...
Dengarkan...

Patah hati

Ada yang tak nyaman di dalam...
Di tepian, bila waktu temaram..
Di setiap langkah mengerang...
Langit pucat pasi, di hadapan hari di sabtu petang..
Untaian kata yang tergenang, dalam angan menerawang..
Tak lama, namun tak sedikit melupa..
Isiannya hanya berongga...
Menggaung tersapa..
Bukan bicara, hanya terhenti saja..

Citraan III

Beratnya meniti jalan yang panjang...
Naik turun, kadang bersimpangan..
Mana yang menanti, meniti...?
Yang menjemput saat akhiri minggu..
Angin mengikis, lalu terhambur lagi saja...
Malangnya tak ada yang berbinar..
Sedikit saja, beri tunjuk jalan arahku...
Sekedar bisa upaya ini..
dan tersambung lagi angan menggapai..
Bocah hanya riang saja..
Esokkan beranjak muda..
Tidurlah..sekejap memejam lalu
Malam tahu kelamkan mimpimu..

Citraan II

Jejak ini ku titipkan...
Pada percaya yang datang...
Besok mungkin ku bawa...
Atau lupa tertinggal saja...
Mana asa yang terjaga
Atas rasa yang masih kelabu..?
Tersimpan, sembunyi ini...
Lambat laun...
Ku takkan datang

Citraan I

Debur kau rasa...
Saat pesisir pulang di peraduan..
Cepat langkah terambil...
Biar hilang dalam bisikan...
Atau bisakah berjingkat pelan...
Terhampar begitu suara...
Wajah masam aroma masa lalu terbawa...
Akankah kembali?