Minggu, 21 Desember 2008

Merah tua..

Rantauannya sampai di ujung langkah..
Selewatnya pasar malam, jadi sepi sekali..
Dahaga tertahan!!
Semilir angin melewati
Sambil tersenyum
Perawan yang mati...

Jadi disanding lagi bayang semu selimuti
Musim panas yang terlalu cepat
luluhkan sinaran yang memenuhi..
Kapan entah sejak terakhir memahat cerita..
antara pada jaman dahulu,,atau pada suatu waktu..

Tersayat hikayat lama pada batu kusam
retaknya begitu dalam
sulit dijamah lagi dasar yang tak tentu itu..
Hanya bisa mengira berapa lama ia terbelenggu..
kosong, menepi dalam pelarian..
Pengasingan emosi sendiri..

Sajak berkata..
"Mari bantu sesama.."
Tak lagi semanis biasa, sambil tertegun di bawah beranda..
bercerita dengan udara hampa yang tak henti-hentinya meneteskan air mata..
"begitu memesonanya tiap carik yang tertelan olehku.."
simpul lara yang terlalu sulit untuk dibuka..
"tak semua hal harus terbuka.."
Bukan,,tak salah lagi...

Hibur mendung yang murung..
sisakan bias warna-warni semburat cahaya..
bebaskan kakinya biar meraba..
Melatah..
Aku terbawa olehnya..
biarkan ia terkibar, terisak,,,
sampai nanti berlabuh dimana..

Tidak ada komentar: