Kamis, 13 November 2008

Suatu hari,,

Nenek berlapis sebisa mungkin bertindak biasa..
Bawa ciduknya bersama pangkal paha melata sebisa..
Angkat sauh di tepian karang beringsut ramai...
Terbawa pesan riuh, kabar angin perang dari negri sebrang...

Nyaris mati terdesak benang kusut yang kumal terjejal...
Raja para penguasa hanya tidur di singasana satu harian..
Pengrajin tembikar sibuk memintal,,Tidak seberapa surau angin melewati..
Kereta kuda jalan cepat, takut tertinggal..Genangan air gemericik terlewati..

Akhlak baik bukan penting sekarang juga..
Nanah darah luka lama yang lupa di bebat...
Cabai merah menangisi lagi lelayuan kamboja yang mulai pudar..
Ratapi siung yang tak kunjung tumbuh meneduhi teriknya..

Lama-lama dalai lama tersadarkan..
Bersamaan hilangnya peradaban yang dirindu..
Sebuah kisah terlipat berdebu...jamuran menyeruak di atap surau tua..
Kayunya renta termakan usia,,bersama akal sang penyamun...

Kapan terbang sejak lantun terselesai...
Menyandarkan harapan pada sehelai tali kasur..
Berita dulu baru mulai diindahkan..
Lantas lenyap sembilu ditembus peluru...

Tidak ada komentar: